Analisis Faktor Penyebab Gizi Buruk pada Anak Kurang Mampu

Analisis Faktor Penyebab Gizi Buruk pada Anak Kurang Mampu

ABSTRAK

Adapun faktor yangmendorong terjadinyagizi buruk terutama pada anak.Dengan ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan,prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan/pantangan yangmerugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan tertentu,keterbatasan penghasilankeluarga, dan jarak kelahiran yang rapat. Kemiskinan masih merupakan bencana bagi jutaan manusia. Sekelompokkecil penduduk dunia berpikir “hendak makan dimana” sementara kelompok lainmasih berkutat memeras keringat untuk memperoleh sesuap nasi. Dibandingkan orang dewasa, kebutuhan akan zatgizi bagi bayi, balita, dan anak-anak boleh dibilang sangat kecil. Namun, jika diukurberdasarkan % (persen) berat badan, kebutuhan akan zat gizi bagi bayi, balita, dan anak-anak ternyata melampaui orang dewasa nyaris dua kali lipat.

 KATA KUNCI (maksimal 5 kata kunci)

Gizi, Bayi, Balita, Anak-anak, keterbatasan



LATAR BELAKANG

Masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga (kemampuan memperoleh makanan untuk semua anggotanya), masalah kesehatan dan kemiskinan. Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh sudah muncul masalah baru.Sekarang ini masalah gizi mengalami perkembangan yang sangat pesat,Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luputdari perhatian.Gizi seseorang dapat dipengaruhi terhadap prestasi kerja dan produktivitas. Pengaruh giziterhadap perkembangan mental anak. Hal ini sehubungan dengan terhambatnya pertumbuhan sel otak yang terjadi pada anak yang menderita gangguan gizi pada usia sangat muda bahkan dalam kandungan. Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinyagangguan gizi terutama pada balita. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan,prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu, adanya kebiasaan/pantangan yangmerugikan, kesukaan berlebihan terhadap jenis makanan tertentu, keterbatasan penghasilankeluarga, dan jarak kelahiran yang rapat.

 




METODE

Dari artikel ilmiah yang ditulis didapatkan sumber dan referensi penulisan dengan mencari literatur dari berbagai buku tentang gizi buruk dan faktor yang menyebabkan terjadinya gizi buruk. Dari referensi tersebut dapat disimpulkan dengan artikel ilmiah ini. Selain itu dapat ditemukan berita dari internet tentang gizi buruk di zaman sekarang. Dan dapat dilihat dari bertambahnya anak gizi buruk di Indonesia yang semakin tinggi.



PEMBAHASAN

Menurut (Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies.2004) gizi adalah suatu proses organisme menggunakan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Gizi buruk merupakan suatu gangguan pada tubuh yang diakibatkan kekurangan asupan gizi atau kesalahan persepsi para orangtua akan kandungan gizi pada makanan.

  1. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Gizi Buruk

Menurut (Arisman. 2004), anak mengalami gizi buruk karena disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya; (a) ekonomi yaitu masalah ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dialami oleh banyak keluarga. Dalam mencukupi kebutuhan gizi anak banyak orangtua yang merasa kesulitan, penyebabnya adalah keadaan ekonomi yang lemah, penghasilan dari pekerjaan kurang mencukupi dan harga dari bahan makanan yang mahal. Padahal, masa kritis gizi buruk yang dialami anak terjadi pada usia antara 1 sampai 3 tahun.; (b) sanitasi yaitu kondisi sanitasi yang kurang baik di rumah dapat berimbas pada kondisi kesehatan anggota keluarga, terlebih anak-anak. Buruknya sanitasi juga dapat mencemari beberapa bahan makanan yang akan diolah menjadi masakan.; (c) pendidikan orangtua yaitu orangtua seharusnya mempunyai pengetahuan yang lebih mengenai pentingnya asupan gizi yang cukup bagi anak. Rendahnya tingkat pendidikan orangtua sehingga mereka tidak mampu untuk menyediakan jumlah gizi yang dibutuhkan anak. “Ibu merupakan kunci dari pemenuhan gizi anak-anak, dan kunci untuk mengatasi gizi buruk,” ujar Saptawati. Orangtua yang tidak tahu mengenai pentingnya asupan gizi bagi anak akan cenderung untuk acuh dan menganggapnya tidak penting.; (d) perilaku orangtua yaitu banyak dari orangtua yang beranggapan bahwa dirinya adalah yang paling tahu, sebenarnya mereka masih memerlukan bantuan bimbingan dari para ahli gizi dan medis untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan gizi yang dialaminya.  “Ada persepsi yang salah dari para orangtua ketika mereka datang ke posyandu. Seringkali mereka malas datang karena takut diceramahi dan dimarahi dokter tentang masalah gizi,” kata Saptawati. Perilaku dan pola pikir orang tua yang seperti itu menyebabkan anak selalu dalam kondisi gizi buruk dan anak menjadi lebih rentan terhadap sakit.



  1.       Masalah pada Anak yang Mengalami Gizi Buruk

Menurut (Moehji, Sjahmien. 1999) penampilan anak-anak penderita gizi buruk umumnya sangat khas, terutama bagianperut yang menonjol. Berat badannya jauh di bawah berat normal. Edemastadium berat maupun ringan biasanya menyertai penderita ini. Beberapa ciri lain yang menyertai di antaranya sebagai berikut a) perubahan mental menyolok yaitu banyak menangis pada stadium lanjut anak terlihat sangat pasif, b) penderita nampak lemah dan ingin selalu terbaring, c) anemia, d) diare dengan feses cair yang banyak mengandung asam lakat karena berkurangnya produksi laktase dan enzim penting lainnya, e) kelainan kulit yang khas, dimulai dengan titik merah menyerupai petechia (perdarahan kecil yang timbul sebagai titik berwarna merah keunguan, padakulit maupun selaput lendir, Red.) yang lambat laun kemudian menghitam setelah mengelupas terlihat kemerahan dengan batas menghitam yaitu kelainan inibiasanya dijumpai di kulit sekitar punggung, pantat, dan sebagainya, f) pembesaran hati yaitu akan saat rebahan, pembesaran ini dapat diraba dari luartubuh, terasa licin dan kenyal.

Menurut (Ibnu, dkk. 2001) akibat kekurangan gizi, maka simpanan zat gizi pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan apabila keadaan ini berlangsung lama maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini orang bias dikatakan malnutrisi. Seseorang yang gizi buruk oleh rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari. Pada umumnya, penderita ini berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah, tanda-tanda klinis gizi buruk dapat menjadi indicator yang sangat penting untuk mengetahui seseorang menderita gizi buruk. Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh banyaknya faktor. Data komposisi gizi bahan makanan yang berhubungan dengan berbagai proses belum cukup tersedia, pemeriksaan zat gizi spesifik bertujuan untuk menilai status gizi. Zatgizi yang terdapat pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) hanyalah gizi yang penting yaitu energi, protein, vit A, C, B 12, Tiamin, Riboflavin, Niasin, Asam Folat, Kalsium, Fosfor, ZatBesi, Zink, dan Yodium.  Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan gizi yaitupenyakit gizi lebih (obesitas), gizi buruk (malnutrisi), metabolic bawaan, keracunan makanan, dan lain-lain. Gangguan gizi buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang terjadi akibat ketidaksesuaian/tidak terpenuhinya antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi dalam jangka waktu yang relatif lama. Ilmu giziadalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan dan kesehatan tubuh. Hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh sudah diketahui sejak berabad-abad yang lampau. Penyakit-penyakit yang timbul akibat makanan kurang baik seperti makanan yang tidak cukup gizinya atau kadar zat gizinya tak seimbang disebut penyakit gangguan gizi yang pertama kali dikenal adalah penyakit



  1.          Solusi untuk Menanggulangi Gizi Buruk pada Anak

Menurut (Moehji, Sjahmien. 1999) kasus gizi buruk dan gizi kurang ditengarai akibat rendahnya pengetahuan orang tua mengenai gizi keluarga, faktor ekonomi keluarga yang tidak memadai, faktor sosial budaya serta sanitasi rumah tangga yang buruk sehingga anak tidak mendapat asupan gizi yang cukup dan mudah terkena penyakit infeksi.Masalah gizi di Indonesia ini harus ditanggulangi dengan pendekatan multi dimensional yang komprehensif dan tidak cukup hanya dengan memberikan makanan bergizi. Namun juga diperlukan usaha untuk meningkatkan pengetahuan orang tua akan gizi. Seperti bagaimana memberdayakan ayah dan ibunya agar mengetahui, mendapatkan dan mampu membudidayakan sumber pangan bergizi, serta mengolahnya dengan memperkecil kerusakan kandungan gizi dan bagaimana memberi makan pada anak. Hal ini termasuk menanamkan Perilaku Hidup Bersih Sehat dengan sanitasi rumah tangga. Budidaya sumber pangan selain ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak juga ditujukan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.Pemerintah dan sektor swasta berperan penting dalam menciptakan suasana kondusif dan memfasilitasi edukasi serta pemberdayaan masyarakat namun yang terpenting adalah kesadaran dan komitmen masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan kesejahteraannya dan mewujudkan generasi muda anak-anak Indonesia yang sehat dan berkualitas.



 

KESIMPULAN

Ada 4 faktor yang melatarbelakangi gizi buruk yaitu :ekonomi, sanitasi, pendidikan orangtua, dan perilaku orangtua. Kemiskinan salah satu determinan social-ekonomi, merupakan akar dariketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan, dan tidak sehat serta ketidakmampuanmengakses fasilitas kesehatan. Malnutrisi masih saja melatarbelakangi penyakit dan kematiananak. Kurang kalori protein sesungguhnya berpeluang menyerap siapa saja, terutama bayidan anak yang tengah tumbuh-kembang. Gizi buruk cenderung menyerang setelah merekaberusia 18 bulan. Penilaian status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjaminsetiap anggota masyarakat mendapatkan makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Giziyang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari. Kecukupan zat giziberpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak.Kasus gizi buruk bukanlah jenis penyakityang datang tiba-tiba begitu saja. Tetapi karena proses yang menahun terus bertumpuk danmenjadi kronik saat mencapai puncaknya. Masalah defisiensi gizi khususnyamenjadiperhatian karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek jangka panjang terhadappertumbuhan dan perkembangan otak manusia.


DAFTAR PUSTAKA

 Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: BukuKedokteran EGC.Fajar,

Ibnu, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Moehji, Sjahmien. 1999. Ilmu Gizi. Jakarta : Bhratara.

Santoso, Soegeng, Ranti, Anne Lies.2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta.

 


Avatar photo

Gansar T. Pamungkas

IT Staff in Muhammadiyah Semarang University

One thought on “Analisis Faktor Penyebab Gizi Buruk pada Anak Kurang Mampu

  1. saya sangat setuju dengan pernyataan bahwa gizi buruk terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pentingnya gizi bagi tubuh

Comments are closed.